Setelah membahas
bagaimana cara budidaya Moina dengan media Chlorella beberapa waktu lalu, pada
kesempatan ini saya akan mengulas kembali lebih dalam tentang beberapa faktor
penting yang menentukan keberhasilan budidaya Moina dengan media Chlorella.
Faktor-faktor
tersebut yang dapat mempengaruhi keberhasilan diantaranya seperti kualitas
inokulan, kualitas media, cuaca, dan adanya kontaminan. Pada saat seluruh variabel
berada dalam kondisi optimum maka usaha budidaya Moina akan berjalan dengan
lancar, namun bila salah satu atau sebagian tidak terpenuhi secara optimum
maka metode-metode alternatif harus dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
kegagalan budidaya Moina.
Penentu keberhasilan budidaya Moina
Kondisi media
Chlorella merupakan salah satu faktor
penting pertama yang menentukan keberhasilan budidaya Moina, karena dalam hal
ini Chlorella merupakan media dan sumber makanan utama bagi Moina, oleh
karenanya keberadaannya mutlak harus dipenuhi baik dari aspek kualitas maupun
kuantitas. Aspek kualitas yang harus dipenuhi bagi media diantaranya adalah
kemurnian sel Chlorella pada media massal, adanya kontaminasi berupa
phytoplankton lain dalam media dapat menjadi kompetitor nutrisi bagi Chlorella.
Salah satu yang umum dan sering ditemukan adalah kontaminasi dari
spesies alga hijau lain yaitu Scenedesmus sp,
Phytoplankton ini sangat mengganggu karena selain sebagai kompetitor nutrisi
bagi Chlorella pertumbuhan scenedesmus juga cukup cepat, saat kerapatan selnya
meningkat hingga warna media menjadi hijau pekat maka dapat menghalangi
intensitas cahaya matahari hingga kolom media akibatnya perkembangan Chlorella
juga menjadi terhambat.
Gambar Chlorella
Gambar Scenedesmus
Untuk
mendapatkan media massal Chlorella dengan tingkat kemurnian yang tinggi dan
jumlah yang memadai maka hal yang harus dilakukan adalah sterilisasi air dan
wadah dengan klorin agar terhindar dari kontaminasi luar, menggunakan inokulan
yang memiliki tingkat kemurnian minimal 95 % dengan jumlah sepertiga dari
volume media dan dosis pupuk yang tepat. Kontaminasi lain adalah dari golongan
protozoa, media Chlorella yang terkontaminasi protozoa biasanya memiliki
pertumbuhan yang lambat dan kerapatan sel puncak yang rendah.
Selain aspek kualitas, aspek
kuantitas juga harus terpenuhi, dalam hal ini berhubungan dengan mutu dan
banyaknya pupuk yang digunakan. Pada kondisi cuaca yang panas penggunaan pupuk
dapat dimaksimalkan untuk mempercepat pertumbuhan namun pada kondisi cuaca
berpresipitasi penggunaan pupuk dapat dioptimalkan dengan mengurangi dosis
karena dengan jumlah pupuk yang berlebih tetapi tanpa adanya sinar matahari
maka Chlorella tetap tidak akan tumbuh. Jumlah optimum yang baik agar Chlorella
bisa menjadi media yang baik untuk budidaya Moina adalah jika dalam kondisi
eksponen memiliki kerapatan sel lebih dari 10 juta sel/ml.
Kualitas dan kuantitas inokulan Moina
Hal berikutnya yang juga dapat
berpengaruh terhadap hasil panen Moina adalah jumlah dan kualitas inokulan Moina.
Untuk mendapatkan jumlah panen yang maksimal dengan waktu panen yang tepat maka
inokulan Moina yang digunakan harus merupakan induk yang siap bereproduksi, hal
ini bertujuan agar pada saat setelah diinokulasi induk-induk tersebut segera
bereproduksi untuk selanjutnya anakan yang dihasilkan kemudian dapat melewati
massa pertumbuhan selama empat hari sehingga pada saat dilakukan pemanenan
didapatkan Moina sudah berada dalam tahap dewasa, dengan demikian siklus budidaya
menjadi lebih singkat.
Gambar Moina dewasa
Gambar anak moina yang baru dilahirkan
Moina dapat melahirkan anak setiap harinya
sebanyak 5-26 ekor dengan panjang 480 mikron dan lebar 390 mikron setelah 4-5
hari pemeliharaan dalam media budidaya Moina tumbuh menjadi dewasa dengan
ukuran panjang 1210 mikron dan lebar 980 mikron. Selain stadia inokulan yang tepat,
jumlah inokulan pun harus sesuai dengan kerapatan sel media Chlorella. Jumlah
inokulan yang terlalu sedikit dapat berakibat kurangnya hasil panen namun jika
terlalu banyak dapat berakibat panen prematur karena media Chlorella yang
tersedia tidak lagi mencukupi populasi Moina hingga waktu panen tiba. Jumlah inokulan yang ideal adalah
sebanyak 1 kg indukan, pada kondisi media optimal dengan kerapatan sel Chlorella
> 106 sel/ml saat fase eksponen, dan dengan kondisi optimum
jumlah Moina yang dihasilkan pada saat panen dapat mencapai 11 kg.
Kualitas air dan Cuaca harian
Cuaca
dan kualitas air merupakan dua variabel yang berkaitan, keduanya juga sangat
berperan dalam menentukan keberhasilan budidaya Moina dengan media Chlorella. Dimana umumnya nilai suhu berkisar 27,50 - 320C, pH 7 – 8, amonia 1,68 – 12,32 mg/l, nitrat
2,3-8,9 mg/l dan nitrit 0,003- 0,121 mg/l. Namun demikian perubahan
kualitas air dapat dipengaruhi oleh perubahan cuaca harian selama berlangsungnya proses budidaya.
Selain
kualitas air, faktor cuaca harian juga sangat berperan dalam budidaya moina, parameter
penting dalam kondisi cuaca adalah intensitas cahaya matahari, suhu udara, dan
presipitasi. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari saat siang hari dapat
memacu pertumbuhan Chlorella secara maksimal, intensitas cahaya matahari juga
dapat mempengaruhi parameter lain seperti suhu udara dan suhu media. Pada pukul 10:00 sampai dengan pukul 16:00
merupakan waktu efektif penyinaran matahari, berdasarkan grafik diatas kisaran
nilai suhu media selalu berada diantara kisaran suhu udara lingkungan,
sementara itu kondisi suhu udara itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kondisi
cuaca.
Perubahan
cuaca secara mendadak dan fluktuatif dapat berdampak buruk terhadap kelngsungan
hidup Moina, terutama karena adanya presipitasi. Pada umumnya pH air hujan di Indonesia
bersifat asam dan dibawah nilai pH baku mutu yaitu 5,6, menurunnya pH akibat hujan berkepanjangan
dapat memicu pertumbuhan Rotifera yang mengganggu.
Adanya kontaminan
Kontaminan yang sering timbul dalam
budidaya Moina adalah Rotifera, keberadaan Rotifera sangat mengganggu karena
disamping dapat sebagai kompetitor media Chlorella, Rotifera juga akan menempel
pada seluruh tubuh Moina hingga Moina tersebut mati.
Gambar Rotifera
Gambar Moina terjangkit Rotifera
Untuk
mencegah adanya kontaminasi tersebut dapat dilakukan pengapuran dengan
menggunakan dolomit dengan dosis 500-1000 ppm, penggunaan dolomit dapat
dilakukan dalam kondisi massal dalam media budidaya ataupun dalam wadah
terkontrol untuk sterilisasi inokulan, pada saat penggunaan dolomit pH media
akan meningkat secara bertahap hingga pada nilai pH 9 dimana pada pH tersebut Rotifera
akan mati sedangkan Moina masih dapat bertahan. Bahan lain yang juga dapat
digunakan adalah formalin akan tetapi dalam jangka panjang bahan tersebut juga
dapat mematikan Moina.
Demikian beberapa informasi tentang faktor-faktor penentu keberhasilan budidaya Moina yang bisa saya bagikan pada kesempatan kali ini semoga dapat menjadi pertimbangan dalam usaha budidaya Moina dengan media Chlorella, semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar