Pages

Sabtu, 24 Agustus 2019

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA MOINA DENGAN MEDIA CHLORELLA



Setelah membahas bagaimana cara budidaya Moina dengan media Chlorella beberapa waktu lalu, pada kesempatan ini saya akan mengulas kembali lebih dalam tentang beberapa faktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya Moina dengan media Chlorella.
Faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi keberhasilan diantaranya seperti kualitas inokulan, kualitas media, cuaca, dan adanya kontaminan. Pada saat seluruh variabel berada dalam kondisi optimum maka usaha budidaya Moina akan berjalan dengan lancar, namun bila salah satu atau sebagian tidak terpenuhi secara optimum maka metode-metode alternatif harus dapat dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan budidaya Moina.


Penentu keberhasilan budidaya Moina
Kondisi media
        Chlorella merupakan salah satu faktor penting pertama yang menentukan keberhasilan budidaya Moina, karena dalam hal ini Chlorella merupakan media dan sumber makanan utama bagi Moina, oleh karenanya keberadaannya mutlak harus dipenuhi baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Aspek kualitas yang harus dipenuhi bagi media diantaranya adalah kemurnian sel Chlorella pada media massal, adanya kontaminasi berupa phytoplankton lain dalam media dapat menjadi kompetitor nutrisi bagi Chlorella. Salah satu yang umum dan sering ditemukan adalah kontaminasi dari spesies alga hijau lain yaitu Scenedesmus sp, Phytoplankton ini sangat mengganggu karena selain sebagai kompetitor nutrisi bagi Chlorella pertumbuhan scenedesmus juga cukup cepat, saat kerapatan selnya meningkat hingga warna media menjadi hijau pekat maka dapat menghalangi intensitas cahaya matahari hingga kolom media akibatnya perkembangan Chlorella juga menjadi terhambat.


 
Gambar Chlorella

Gambar Scenedesmus

Untuk mendapatkan media massal Chlorella dengan tingkat kemurnian yang tinggi dan jumlah yang memadai maka hal yang harus dilakukan adalah sterilisasi air dan wadah dengan klorin agar terhindar dari kontaminasi luar, menggunakan inokulan yang memiliki tingkat kemurnian minimal 95 % dengan jumlah sepertiga dari volume media dan dosis pupuk yang tepat. Kontaminasi lain adalah dari golongan protozoa, media Chlorella yang terkontaminasi protozoa biasanya memiliki pertumbuhan yang lambat dan kerapatan sel puncak yang rendah.
      Selain aspek kualitas, aspek kuantitas juga harus terpenuhi, dalam hal ini berhubungan dengan mutu dan banyaknya pupuk yang digunakan. Pada kondisi cuaca yang panas penggunaan pupuk dapat dimaksimalkan untuk mempercepat pertumbuhan namun pada kondisi cuaca berpresipitasi penggunaan pupuk dapat dioptimalkan dengan mengurangi dosis karena dengan jumlah pupuk yang berlebih tetapi tanpa adanya sinar matahari maka Chlorella tetap tidak akan tumbuh. Jumlah optimum yang baik agar Chlorella bisa menjadi media yang baik untuk budidaya Moina adalah jika dalam kondisi eksponen memiliki kerapatan sel lebih dari 10 juta sel/ml. 
           
Kualitas dan kuantitas inokulan Moina
            Hal berikutnya yang juga dapat berpengaruh terhadap hasil panen Moina adalah jumlah dan kualitas inokulan Moina. Untuk mendapatkan jumlah panen yang maksimal dengan waktu panen yang tepat maka inokulan Moina yang digunakan harus merupakan induk yang siap bereproduksi, hal ini bertujuan agar pada saat setelah diinokulasi induk-induk tersebut segera bereproduksi untuk selanjutnya anakan yang dihasilkan kemudian dapat melewati massa pertumbuhan selama empat hari sehingga pada saat dilakukan pemanenan didapatkan Moina sudah berada dalam tahap dewasa, dengan demikian siklus budidaya menjadi lebih singkat.
Gambar Moina dewasa

Gambar anak moina yang baru dilahirkan

Moina dapat melahirkan anak setiap harinya sebanyak 5-26 ekor dengan panjang 480 mikron dan lebar 390 mikron setelah 4-5 hari pemeliharaan dalam media budidaya Moina tumbuh menjadi dewasa dengan ukuran panjang 1210 mikron dan lebar 980 mikron. Selain stadia inokulan yang tepat, jumlah inokulan pun harus sesuai dengan kerapatan sel media Chlorella. Jumlah inokulan yang terlalu sedikit dapat berakibat kurangnya hasil panen namun jika terlalu banyak dapat berakibat panen prematur karena media Chlorella yang tersedia tidak lagi mencukupi populasi Moina hingga waktu panen  tiba. Jumlah inokulan yang ideal adalah sebanyak 1 kg indukan, pada kondisi media optimal dengan kerapatan sel Chlorella > 106 sel/ml saat fase eksponen, dan dengan kondisi optimum jumlah Moina yang dihasilkan pada saat panen dapat mencapai 11 kg.

Kualitas air dan Cuaca  harian
Cuaca dan kualitas air merupakan dua variabel yang berkaitan, keduanya juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan budidaya Moina dengan media Chlorella. Dimana umumnya nilai suhu berkisar 27,50 - 320C, pH 7 – 8, amonia 1,68 – 12,32 mg/l, nitrat 2,3-8,9 mg/l dan nitrit 0,003- 0,121 mg/l. Namun demikian perubahan kualitas air dapat dipengaruhi oleh perubahan cuaca harian selama berlangsungnya proses budidaya.
Selain kualitas air, faktor cuaca harian juga sangat berperan dalam budidaya moina, parameter penting dalam kondisi cuaca adalah intensitas cahaya matahari, suhu udara, dan presipitasi. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari saat siang hari dapat memacu pertumbuhan Chlorella secara maksimal, intensitas cahaya matahari juga dapat mempengaruhi parameter lain seperti suhu udara dan suhu media. Pada pukul 10:00 sampai dengan pukul 16:00 merupakan waktu efektif penyinaran matahari, berdasarkan grafik diatas kisaran nilai suhu media selalu berada diantara kisaran suhu udara lingkungan, sementara itu kondisi suhu udara itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
            Perubahan cuaca secara mendadak dan fluktuatif dapat berdampak buruk terhadap kelngsungan hidup Moina, terutama karena adanya presipitasi. Pada umumnya pH air hujan di Indonesia bersifat asam dan dibawah nilai pH baku mutu yaitu 5,6, menurunnya pH akibat hujan berkepanjangan dapat memicu pertumbuhan Rotifera yang mengganggu.

Adanya kontaminan
            Kontaminan yang sering timbul dalam budidaya Moina adalah Rotifera, keberadaan Rotifera sangat mengganggu karena disamping dapat sebagai kompetitor media Chlorella, Rotifera juga akan menempel pada seluruh tubuh Moina hingga Moina tersebut mati.

Gambar Rotifera

Gambar Moina terjangkit Rotifera

       Untuk mencegah adanya kontaminasi tersebut dapat dilakukan pengapuran dengan menggunakan dolomit dengan dosis 500-1000 ppm, penggunaan dolomit dapat dilakukan dalam kondisi massal dalam media budidaya ataupun dalam wadah terkontrol untuk sterilisasi inokulan, pada saat penggunaan dolomit pH media akan meningkat secara bertahap hingga pada nilai pH 9 dimana pada pH tersebut Rotifera akan mati sedangkan Moina masih dapat bertahan. Bahan lain yang juga dapat digunakan adalah formalin akan tetapi dalam jangka panjang bahan tersebut juga dapat mematikan Moina.
        Demikian beberapa informasi tentang faktor-faktor penentu keberhasilan budidaya Moina yang bisa saya bagikan pada kesempatan kali ini semoga dapat menjadi pertimbangan dalam usaha budidaya Moina dengan media Chlorella, semoga bermanfaat..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar